Followers

Thursday, April 7, 2011

Kisah Nabi Idris

Salam..
Eloklah antum semua baca buat muhasabah diri..


Sakaratul Maut, bersiap sediakah kita untuk menghadapinya ?

"Jika sekiranya kamu dapat melihat malaikat-malaikat mencabut nyawa orang-orang yang kafir seraya memukul muka dan belakang mereka serta berkata, "Rasakanlah olehmu siksa neraka yang membakar."(nescaya kamu akan merasa sangat ngeri) (Surah Al-Anfal {8} : 50).

"Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim
(berada) dalam tekanan-tekanan sakaratul maut, sedang para malaikat
memukul dengan tangannya (sambil berkata), "Keluarkanlah nyawamu !"

Pada hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan, kerana
kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan
kerana kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya" . (Qs. Al- An'am : 93).

Cara Malaikat Izrail mencabut nyawa bergantung dari amal perbuatan orang yang bersangkutan, apabila orang yang akan meninggal dunia itu derhaka kepada Allah, maka Malaikat Izrail mencabut nyawa secara kasar.

Sebaliknya, apabila terhadap orang yang soleh, cara mencabutnya adalah dengan lemah lembut dan dengan hati-hati. Namun demikian peristiwa terpisahnya nyawa dengan raga tetap
teramat menyakitkan.

"Sakitnya sakaratul maut itu, kira-kira tiga ratus kali sakitnya dipukul pedang".
(H.R. Ibnu Abu Dunya).

Di dalam kisah Nabi Idris a.s, beliau adalah seorang ahli ibadah, kuat mengerjakan
solat sampai puluhan raka'at dalam sehari semalam dan selalu berzikir di dalam
kesibukannya sehari-hari.

Catatan amal Nabi Idris a.s yang sedemikian banyak, setiap malam naik ke langit. Hal
itulah yang sangat menarik perhatian Malaikat Maut, Izrail. Maka bermohonlah ia
kepada Allah SWT agar diperkenankan mengunjungi Nabi Idris a.s. di dunia.
Allah SWT mengabulkan permohonan Malaikat Izrail, maka turunlah ia ke dunia dengan
menjelma sebagai seorang lelaki tampan, dan bertamu ke rumah Nabi Idris.

"Assalamu'alaikum, yaa Nabi Allah". Malaikat Izrail memberi salam.

"Wa'alaikum salam wa rahmatullah" . Jawab Nabi Idris a.s. Beliau sama sekali tidak mengetahui bahawa lelaki yang bertamu ke rumahnya itu adalah Malaikat Izrail.

Seperti tamu yang lain, Nabi Idris a.s. melayani Malaikat Izrail, dan ketika tiba
waktu berbuka puasa, Nabi Idris a.s. mengajaknya makan bersama, namun ditolak oleh
Malaikat Izrail. Selesai berbuka puasa, seperti biasanya, Nabi Idris a.s mengkhususkan waktunya "menghadap" Allah sampai keesokan harinya. Semua itu tidak lepas dari perhatian Malaikat Izrail. Juga ketika Nabi Idris terus-menerus berzikir dalam melakukan kesibukan sehari-harinya, dan hanya berbicara yang baik-baik saja.

Pada suatu hari yang cerah, Nabi Idris a.s mengajak jalan-jalan "tamunya" itu ke sebuah perkebunan di mana pohon-pohonnya sedang berbuah, ranum dan menggiurkan.

"Izinkanlah saya memetik buah-buahan ini untuk kita" pinta Malaikat Izrail
untuk menguji Nabi Idris a.s.

"Subhanallah !" kata Nabi Idris a.s.

"Kenapa ?" Malaikat Izrail pura-pura terkejut.

"Buah-buahan ini bukan milik kita". Ungkap Nabi Idris a.s. Kemudian, beliau
berkata:"Semalam anda menolak makanan yang halal, kini anda menginginkan makanan
yang haram".

Malaikat Izrail tidak menjawab. Nabi Idris a.s perhatikan wajah tamunya yang tidak merasa bersalah. Diam-diam beliau jadi penasaran tentang tamu yang belum dikenalnya itu.
Siapakah gerangan ? pikir Nabi Idris a.s.

"Siapakah engkau sebenarnya ?" tanya Nabi Idris a.s.

"Aku Malaikat Izrail". Jawab Malaikat Izrail.

Nabi Idris a.s terkejut, hampir tidak percaya, seketika tubuhnya bergetar tidak berdaya.

"Apakah kedatanganmu untuk mencabut nyawaku ?" selidik Nabi Idris a.s serius.

"Tidak".Senyum Malaikat Izrail penuh hormat.
"Atas izin Allah, aku sekadar berziarah kepadamu". Jawab Malaikat Izrail.

Nabi Idris mengangguk, beberapa lama kemudian beliau hanya terdiam.

"Aku punya keinginan kepadamu". Tutur Nabi Idris a.s

"Apa itu ? Katakanlah !". Jawab Malaikat Izrail.

"Kumohon engkau bersedia mencabut nyawaku sekarang. Lalu mintalah kepada Allah SWT untuk menghidupkanku kembali agar bertambah rasa takutku kepada-Nya dan meningkatkan amal ibadahku". Pinta Nabi Idris a.s.

"Tanpa izin Allah, aku tak dapat melakukannya" , tolak Malaikat Izrail.

Pada saat itu pula Allah SWT memerintahkan Malaikat Izrail agar mengabulkan permintaan Nabi Idris a.s. Dengan izin Allah, Malaikat Izrail segera mencabut nyawa Nabi Idris a.s. sesudah itu beliau wafat.

Malaikat Izrail menangis, memohonlah ia kepada Allah SWT agar menghidupkan Nabi Idris a.s. kembali. Allah mengabulkan permohonannya. Setelah dikabulkan Allah Nabi Idris a.s. hidup kembali.

"Bagaimanakah rasa mati itu, sahabatku ?" Tanya Malaikat Izrail.

"Seribu kali lebih sakit dari binatang hidup dikuliti". Jawab Nabi Idris a.s.

"Caraku yang lemah lembut itu, baru kulakukan terhadapmu". Kata Malaikat Izrail.


MasyaAllah, lemah-lembutnya Malaikat Maut (Izrail) itu terhadap Nabi Idris a.s.
Bagaimanakah jika sakaratul maut itu datang kepada kita ?
Siapkah kita untuk menghadapinya ?


"Sebarkanlah walau hanya satu ayat"

No comments:

Post a Comment