Followers
Saturday, October 29, 2011
MENGHAYATI HARI RAYA KORBAN
'IDUL ADHA disebut juga sebagai Hari Raya Korban ataupun Hari Raya
Haji. Pada Hari Raya Haji ramai ummat Islam yang mampu menyembelih korban untuk dibagi-bagikan kepada fakir miskin. Ramai juga ummat Islam yang mencukupi syarat, menunaikan Ibadah Haji ke Baitullahilharam. Semangat pengorbanan yang telah dibuktikan oleh Nabi Ibrahim a.s. dilanjutkan pula oleh ummat Islam untuk membantu mereka yang susah.
Jika sifat suka berkorban ini meresap ke jiwa seluruh ummat Islam Isya-Allah akan wujud ketenangan dan kedamainan dalam masyarakat dan akan dekatlah jurang yang memisahkan antara yang kaya dengan yang miskin, antara yang kuat dengan yang lemah, antara penguasa dengan rakyat biasa.
Mereka yang kaya mengorbankan sebahagian daripada hartanya untuk membantu mereka yang didalam kesusahan, seperti yang biasa dialami oleh fakir miskin, yatim piatu ataupun sesiapa yang memerlukan pertulungan. Mereka yang telah menerima bantuan sepatutnya mensyukurinya dan berusaha dengan sekuat tenaga tidak hanya bergantung kepada pemberian orang, Rasullah s.a.w.telah mengingatkan bahwa:
"Tangan diatas lebih baik daripada tangan dibawah".
Oleh sebab itu perlulah kita bekerja keras untuk meningkatkan taraf kehidupan kita. Jika kita rajin berusaha, seperti mengolah (mengerjakan) tanah yang terbiar, menanam berbagai tanaman, memelihara hewan ternak, memilihara ikan dan sebagainya Insya-Allah disatu masa taraf kehidupan kita akan berubah kepada yang lebih baik.
Ibadah Haji ialah ibadah yang diwajibkan kepada mereka yang mampu mengerjakan sekali seumur hidup, Allah s.w.t.berfirman yang maksudnya:
"Dan serulah manusia untuk mengerjakan Haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki dan mengenderai unta yang kurus (disebabkan jauhnya berjalan) yang datang dari segenap penjuru yang jauh. Supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebutkan nama Allah pada hari yang ditentukan, karena rezeki yang Allah telah anugerahkan kepada mereka berupa binatang ternak. Maka makanlah sebahagian daripadanya dan berilah makan orang yang sengsara dan fakir."(Qur'an. S.al-Hajj:27-28)
Sungguh besar menafaat yang akan diperoleh mereka yang mendapat kesempatan menunaikan ibadah haji, antaranya, Insya-Allah akan terjalin perasaan ukhuwah Islamiah sedunia, menanamkan rasa persamaan, mendidik rohani dan jasmani kita supaya tabah dan sabar menghadapi cobaan. Dapat melihat sendiri tempat tempat sejarah Nabi Ibrahim dan Ismail, tempat bersejarah ketika Rasulallah s.a.w. dan sahabat berjuang menegakkan kebenaran dan keadilan dan mengajak manusia kejalan yang benar jalan yang diredhai Allah s.w.t. yang terkandung dalam Islam.
Mereka yang datang menunaikan ibadah haji terdiri daripada berbagai bangsa yang datang dari segenap penjuru dunia, dengan demikian kita saling berkenalan dan dapat mempelajari adat manusia dari berbagai bangsa dan suku puak.
Berbagai kesukaran dari mula mempersiapkan perbelanjaan untuk yang pergi dan untuk yang ditinggalkan. Kesukaran dalam perjalanan, kesukaran menghadapi berbagai ragam manusia, kesukaran cuaca yang berbeda dari tempat asal kita, dan sebagainya, semua itu akan membentuk diri dan peribadi kita menjadi manusia yang sabar dan tabah menghadapi cubaan hidup.
Kita berdo'a kepada Allah s.w.t. semoga diampuninya segala dosa-dosa kita selama masa yang lalu, baik dosa yang mungkin kita telah lakukan terhadap diri ataupun terhadap mereka yang lemah. Kita mohon kepada Allah s.w.t. semoga diterimanya segala amal ibadah kita dan akhirnya kita akan memperoleh Husnul Khatimah, akhir yang baik dan dapatlah kehidupan kita diberkati dan diberikan ketenangan dan diselamatkan dari segala malapetaka mungkin karena dosa-dosa yang pernah kita lakukan sengaja ataupun tidak sengaja.
Amin ya Rabbal Alamin!
oleh Ustaz Syed Hasan Alatas
Monday, October 17, 2011
FAHAMI KEMATIAN, PASTI MERINDUINYA
Kehidupan yang sementara, terbentang layaknya sebuah perjalanan panjang, tentu saja dengan sebuah tujuan di akhirnya. Dalam sebuah perjalanan, kita tidak selalu mendapatkan ‘lampu hijau’ yang mengisyaratkan kita untuk dapat terus berjalan. Terkadang kita mendapat ‘lampu merah’ yang mewajibkan kita untuk berhenti sejenak. apabila kita melanggar ‘lampu merah’ tersebut, mungkin akan terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan.
Sama seperti sebuah kehidupan, kita tidak bisa selalu melaju dan mengerjakan hal-hal yang memang harus kita kerjakan secara terus menerus. Ada kalanya kita berhenti sejenak dari rutin kehidupan dan memperhatikan hal-hal ada di sekitar kita, misalnya kesihatan, keluarga, kekasih, teman, hingga sahabat. dengan begitulah, kita dapat mensyukuri apa yang telah kita perolehi. Kita boleh mempersiapkan diri lagi untuk melaju melanjutkan perjalanan.
Seandainya kita terus melaju dan tidak berhenti saat ‘lampu merah’ menyala, mungkin akan terjadi sesuatu yang dapat mengganggu kehidupan peribadi kita, seperti kesihatan yang terganggu, persahabatan yang mungkin akan menjadi renggang, bahkan keluarga yang menjadi kurang harmonis.
Oleh kerana itulah, Tuhan terkadang menyalakan ‘lampu merah’ dalam perjalanan kehidupan kita dan tidak selalu menyalakan ‘lampu hijau’. Hal ini untuk mengingatkan kita agar kita tidak terjebak dalam lubang kemaksiatan dan mulai menyedari bahawa masih banyak perkara dalam kehidupan yang layak untuk kita syukuri dan perhatikan.
Dan pada akhirnya, pada saat kita sampai di akhir perjalanan, kita tidak akan terlalu banyak kehilangan tenaga dan tentu saja cinta dan kasih sayang dari orang-orang yang ada di sekitar kita.
Itulah teori kehidupan yang disudahi dengan kematian. Fahami kematian, pasti akan merinduinya.
Subscribe to:
Posts (Atom)